Wednesday, March 25, 2009

PR The Smile Stone Award

the-smile-stone-award1Dulu aku pernah mendapat PR Blog saat awal-awal bergabung di blogdetik. Dan seperti PR-PR yang aku terima sejak aku masih kecil; Aku sering lupa mengerjakannya. Tapi kali ini aku mau jadi blogger yang rajin mengerjakan PR, biar naik kelas. Buat Bro Boeding (http://boeding.blogdetik.com), terima kasih atas 'kepercayaannya' memberiku PR lucu ini.

Maaf, untuk logo The Smile Stone Award aku ulik sedikit biar warnanya tetap satu rasa dengan themes blogku. Tapi tenang, warna kuning tetap muncul kok sebagai warna asli logo The Smile Stone Award. Please, mohon jangan disomasi ya hehehe. Kalau d'Blogger pengen dapetin versi asli logo The Smile Stone Award, silakan klik disana. Dimana? Disana, di blognya Bro Boeding...hahaha...biar tambah pusing deh.

Ok, sekarang PR-nya aku jlentrengkan ya, silakan disimak:

  1. Blogger yang mendapat Award dan PR ini harus memajang banner di blognya

  2. Tautkan link blog yang memberi Award dan PR pada banner tersebut

  3. Nominasikan minimal 7 Blogger untuk menerima Award dan PR selanjutnya, dan pastikan mereka benar-benar menerima pemberitahuan nominasi itu

  4. Sebutkan 10 hal yang membuatmu tersenyum hari ini

  5. Pastikan peraturan ini diposting Award dan nominasi kamu


PR nomor 1 dan 2 udah aku selesaikan.

Dan inilah 7 blogger yang aku nominasikan....jreng, jreng...

  1. Rumahkayu ~ http://rumahkayu.blogdetik.com

  2. Padiemas ~ http://padiemas.blogdetik.com

  3. Yudhiapr ~ http://yudhiapr.blogdetik.com

  4. Maureen ~ http://thismaureen80.blogdetik.com

  5. Baba ~ http://babacilukba.blogdetik.com

  6. Julie ~ http://julie.blogdetik.com

  7. Lemontea ~ http://lemontea.blogdetik.com


Terakhir adalah 10 hal yang membuatku tersenyum hari ini...

  1. Inget Lintang yang kalau bobo maunya aku dipeluk

  2. Inget Langit yang semua hal maunya aku layani

  3. Liat foto dan komentar lucu di Facebook

  4. Bayangin wajah temen yang gak bisa buka Facebook di jam kerja

  5. Inget gila-gilaan ama teman-teman di Buncit yang selalu "gak sehat"

  6. Liat avatar Cyperus yang aerodinamis

  7. Inget BCL di motor, mobil, meeting, gila pokoknya!

  8. Lintang SMS indah banget buatku

  9. Saat ngliat mukaku di kaca, minim banget

  10. Mikir betapa lamanya ngerjain PR ini


Tuh udah selesai PR-nya. Aku sudah hitung waktunya mulai mengerjakan PR ini sampai selesai; 2 jam.

Ampun dehh...

Gigi - Cinta Terakhir

Tak semestinya
Ku merasa sepi
Kau dan aku
Di tempat berbeda
Seribu satu alasan
Melemahkan, tubuh ini

Aku disini
Mengingat dirimu
Ku menangis tanpa air mata
Bagai bintang tak bersinar
Redup hati ini

Dan ku mengerti sekarang
Ternyata kita menyatu
Di dalam kasih yg suci
Kuakui kamulah cinta terakhir (cintaku)

Wednesday, March 18, 2009

Gara-Gara Menunggu

Kemarin adalah hari paling penuh ujian kesabaran buatku. Dan aku menggores sejarah pagi itu; Aku bisa marah karena menunggu. Gara-garanya sepele, aku harus menunggu untuk mengurus sesuatu di sebuah kantor layanan publik negeri.

Setelah mengisi nama dan alamat di buku antrian kuno (buku catatan panjang, yang bisa untuk catatan tukang kredit keliling tahun  80-an) aku duduk menunggu di bangku ketiga, sebelah suami istri yang juga sedang antri. Tak sampai 5 menit, suami istri tadi mendapat panggilan dari pegawai cantik yang masih wangi. Aha, sebentar lagi giliranku...asekkk...

Sekitar 10 menit kemudian suami-istri itu keluar. Tapi namaku tak juga dipanggil. Aku santai, mungkin pegawai cantik tadi masih berbenah. 10 menit, 15 menit tak juga dipanggil. Malah aku melihat seorang tamu yang slonong boy masuk ke ruangan itu dan mendapat layanan lebih dulu. Bebek aja ngantri! Tapi, sabarrr...aku ngelus dada...sabarrr....

Sampai akhirnya ketika tamu "bukan bebek" itu keluar, aku menghampiri ruangan itu. Saat itu aku lihat pegawai cantik itu sedang online dengan HP-nya. Sementara pegawai yang lain bolak-balik di depanku. Sibuk. Sekilas pegawai cantik itu melihatku dengan tetap asik menelpon, tanpa ekspresi dan tanpa sungkan.

Emosiku mulai terpancing merasa diabaikan dan tak satupun pegawai di kantor itu yang berinisiatif membantuku, padahal sudah tidak ada satupun tamu. Setelah kulihat pegawai cantik itu menaruh HP-nya, aku mengetuk pintu yang terbuka, tanda minta perhatian.

"Mbak, giliran saya kapan?"

"Sebentar ya, Pak" tukasnya sambil tetap menghadap komputer.

"Mbak, tolong saya dikasih alasan, kenapa saya harus menunggu..."

"Sebentar ya Pak, sedang disiapkan," elaknya. Disiapkan? Disiapkan apanya? Dia belum tahu kepentinganku ke situ mau ngapain tapi dia bilang sedang disiapkan. Jago banget nih, pikirku...

"Mbak, sebenarnya urusan saya ini siapa yang mau menangani? Apa pegawai bagiannya belum datang?" desakku. Intinya, kalau saja pegawai cantik itu bisa menjelaskan alasan masuk akal kepadaku kenapa aku harus menunggu, aku akan menunggu.

"Semua bisa saya tangani Pak, jadi nanti saya yang tangani." Weladhalah, saya tambah empet sama kalimatnya yang semakin tidak profesional.

"Mbak, saya harus nunggu sampai kapan ini?" Intonasiku mulai meninggi.

"Bapak tunggu aja dulu, nanti saya panggil. Pekerjaan saya belum selesai," kilahnya. Semprul. Cantik-cantik ngomong seenak udelnya.

"Mbak, kalau pekerjaan Mbak selesai, Mbak nggak bakal di sini, kalau nggak pulang yang Anda dimutasi!" jawabku sambil melotot.

Tak sampai 10 detik kemudian tiba-tiba seorang pegawai laki-laki (yang tadi lalu-lalang di hadapanku) menghampiri dan membantuku menyelesaikan urusan pagi itu. Tak sampai 10 menit urusanku selesai. Coba dari tadi aku dilayani sesuai standar layanan umum (emang ada? hayahhh...), tak akan ada emosi dan pegawai cantik itu tak perlu keki.

Duh, kenapa layanan publik negeri selalu begitu...

Monday, March 16, 2009

Ari Lasso - Kau

Kau hanya asa yang tertunda
Menunggu seribu tahun di dalam sunyiku
Dan tiada kata berpisah
Walau wangimu kini tiada kuasa kurengkuh

Reff :
Di hati tertulis sejuta kisah
Tentang dirimu dan penantianku
Biarlah kini terlukis dalam jiwaku
Harum nafas kasihmu
Sungguh…

Kau pesona dalam hidupku
Telah mengisi detik demi detik terindah
Ku relakan kau bersamanya
Teriring s’moga kau tetap mencintaiku

Aku Harus Tetap Gila

Sepertinya bulan ini pikiranku melayang entah kemana. Ribuan cerita, ide gila yang biasanya bermunculan dalam kata, gerak dan tulisan berhenti begitu saja. Gemblung! Padahal aku merasakan seabrek ide sedang memenuhi pikiranku. Tapi kenapa tak bisa aku semprotkan seperti biasanya? Malahan aku merasa lubang yang biasanya bisa aku atur untuk mengendalikan alirannya mampet. Ini aneh.

Setelah aku renungkan di kamar mandi (tentu tanpa mandi) aku sedikit menemukan pencerahan. Mungkin ini karena aku terlalu banyak menahan pikiran dan kata yang (dulu) biasa aku umbar sesuka hati. Ini juga aneh. Tak biasanya aku menahan pikiran dan ide sinting dalam tempurung otakku. Apa akau sedang jatuh cinta? Cuiiihhh!!! Atau jangan-jangan aku sedang memasuki frase 'waras' dalam sejarah hidupku? Mbuhlah, aku gak ngerti!

Mungkin karena itu juga seminggu lalu aku terkapar tak berdaya; sakit. Badan rentaku merespon dengan cepat aktifitas pikiranku yang macet total. Pikiranku yang membuatku sakit. Pikiran yang semakin lama justru semakin mengkhawatirkanku. Mau tak mau aku harus menjadi polisi yang piawai mengatur lalu lintas pikiranku ini. Kalau perlu, aku main semprit buat menilang pikiran, rasa dan ide yang bandel menggumpal plus mambuat macet pintu yang harus dilewatinya. Aku hanya ingin tetap gila seperti sedia kala. Aku harus tetap gila. Ya, aku harus tetap gila!

Wednesday, March 4, 2009

Secuil Waktu

Masih saja aku menyusuri jalan yang tautkanku kepadamu. Meskipun sendiri, aku masih membaui wangi tubuhmu. Sempat kupandangi telapak tanganku yang dingin usai hujan. Saat itu selalu ada jari lentik dan hangat yang selalu kugengam.

Aku melangkah menuju koridor tempat engkau memanja memelukku. Bahkan sekali waktu kamu pernah bergelayut mesra sambil mencium kepalaku. Bangku, makanan, pintu, aspal, pohon, tangga, atm, malam, gerimis dan semua yang kulalui ingatkanku padamu pada secuil waktu.

Tuesday, March 3, 2009

Newdays - Bila Malam Tiba

Mati aku ketika mengingatmu
Dikau yang menghancurkan aku
Kau serahkan kepadanya
Hatimu yang terindah
Akhirnya dialah yang menangkan hatimu

Reff:
Bila malam tiba
Aku selalu bertanya-tanya
Apa yang kau lakukan
Bila kau disampingnya
Mengharap cinta
yang tak semestinya ku harapkan
Tuhan tolonglah aku
Tuhan tolonglah aku

Sakit aku
Melihatmu jatuh ke dalam pelukannya
Hancur aku ke dalam sendu
Aku hanya sendiri
Di tepi mimpi kelam sejuta bayangmu

Walau mimpi telah mati
tak akan ku coba tuk mengakhiri hidup ini