Monday, April 27, 2009

Bengis

Mungkin tiba pada masa mengubur semua cerita yang sungguh telah kamu hempaskan. Kubayangkan ada sedikit sisa sekalipun seujung kuku hitam hingga aku bisa torehkan rindu pada masa lalu. Tapi tak ada! Kamu begitu bengis melupa seakan ini adalah perjalanan yang tak layak kenang. Semoga sakit yang kamu berikan ini membantuku menanggalkan seluruh impianku denganmu. Seperti yang telah kamu lakukan kepadaku.

Sunday, April 26, 2009

Afgan - Bukan Cinta Biasa

Kali ini kusadari
Aku telah jatuh cinta
dari hati ku terdalam
sungguh aku cinta padamu

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temani ku
seumur hidupku

Trimalah pengakuanku
Percayalah kepadaku
Semua ini ku lakukan
karna kamu memang untukku

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temani ku
seumur hidupku

Trimalah pengakuanku
---

Untuk seseorang yang selama ini telah kutitipi hatiku dan temani pikiranku. Lagu ini untukmu.

Kertas - Rintang

Bukan salahmu mencintaiku
bukan maksudku meninggalkanmu
tapi apakah salah jika
kita tak mesti bersama
aku akan setia menunggumu
hingga kau kembali padaku

Tak ingin menjadi rintang di hidupmu.
tetaplah engkau jalani apa yang kau mau
tak ingin menjadi..beban di langkahmu
tetaplah engkau jalani apa yang kau mau

Ku kan selalu menunggu
aku akan selalu setia menunggu
hingga kau kembali 3x
disisiku lagi....

Kertas - Ampuni Aku

Ampuni Aku

yang selalu mementingkan egoku
maafkanlah aku
tak pernah hargai ketulusanmu

Ampuni aku
yang selalu mementingkan egoku
maafkanlah aku
tak pernah sadari berharganya kamu

Bila kau pergi
ku tak berarti
hubungan ini
jangan terhenti

Ampuni aku .....
Ampuni aku .....
Ampuni aku .....
Ampuni aku .....

Ampuni aku .....wooo...

bila kau pergi ...
aku sendiri ...
bila kau pergi ...
aku tak berarti ...
sebagai kekasih ...

Sunday, April 19, 2009

Ebiet G Ade - Ada Yang Tak Mampu Kulupa

Ada yang tak mampu kulupa
bulu lembut di keningmu
yang meremang kala kukecup
dan ketika kusibak rambutmu

Ada yang tak hendak kubuang
serangkaian kenang-kenangan
yang tergambar di gelap malam
dan tersimpan di pucuk daunan

Langit di atas simpang jalan
menemaniku bernyanyi
bagai gejolak pohonan runtuh
bersama gitar bersama sepi
bersama luka dan cinta
aku masih sempat bernyanyi lagi

Ada yang mesti kupikir lagi
melepas dendam dan sakit hati
dan berjuang membendung benci
Tuhan, jagalah tanganku ini

Friday, April 17, 2009

Tahi!

Tahi, sekalipun bau dan menjijikkan sebenarnya adalah sesuatu yang membuat kita sehat. Sehat bukan untuk dimakan atau dinikmati aromanya --gila! jangan pernah membayangkannya-- tapi karena keberadaannya setelah keluar dari tubuh kita membuat badan berasa lebih nyaman...enteng dan lega.

Tahi sudah identik dengan sesuatu yang menjijikkan. Dalam pergaulan sosial, tahi adalah salah satu kata 'umum' untuk mendeskripsikan hal-hal yang menyebalkan dan menjengkelkan. Bahkan 'benda' ini sering menjadi salah satu kata umpatan selain umpatan jenis binatang (anjing, kampret, babi dsb).

Tapi tahi tetap saja tahi. Gak pernah lebih...

Wednesday, April 15, 2009

Menikmati Sakit Hati

Di sepi masih saja namamu yang lenakanku pada buaian mimpi. Entah kenapa. Sepertinya ini kesengajaan yang kamu lakukan untuk tetap hidupkan lentera kecil yang nyalanya justru pernah ingin kau padamkan. Mungkin juga ini keburuksangkaanku kepadamu yang tak lagi inginkan aku kitari kiri kananmu.

Aku sadar bahwa tidak berbekas lagi semua rindu yang sempat tumpah melimpah. Seperti jejak kaki di pasir yang samar dan hilang ditelan tak lebih dari 2 sapuan ombak. Begitu mudahkah semua itu, sementara aku sibuk menata hati, membaris pikiran dengan sejuta usaha yang buatku --terlihat-- tegar demi satu romantisme? Konyol!

Tapi bisa apa aku?

... The clock keeps tickin' and I keep on thinkin' 'bout you
I'm knockin' at the door of your heart but I can't break through...


Sempat berasa sakit di ulu hati didera cerita bengis yang tersaji

...Now she's gone
She didn't even say goodbye
I guess she didn't have the heart to try
She didn't even have the guts to lie
Father time
Only you can turn the page
And close the curtain on this empty stage
Only you can take my pain away...


Hanya kamu!

Lyric taken from Father Time by Richie Sambora

Sunday, April 5, 2009

Tak Perlu Mencoblos

Saat ini di negeri kita yang cantik hampir setiap jengkal terpampang foto "malaikat" dengan tampilan mencolok, norak, ndesit ditambah bumbu kata-kata yang indah. (Malaikat? Mohon maaf untuk semuanya, aku sebut begitu tanpa maksud mendiskriditkan agama atau kepercayaan apapun. Itu pilihan karena mengacu pada film-film Hollywood yang mengusung cerita 'malaikat palsu'; Malaikat yang asalnya dari manusia).

Biasanya aku selalu baca tulisan-tulisan di spanduk, baliho atau bilboard yang terpampang mencolok di pingguir jalan. Tapi belakangan itu tak menarik lagi buatku. Selain karena bosan membaca tulisan yang artinya itu-itu saja, aku juga merasa betapa banyak uang yang terbuang untuk produksi material itu. Yang pada akhirnya nanti hanya terbengkelai, ambruk, sobek, sisakan sampah di pinggir jalan, paku-paku di pohon dan kayu-kayu terikat di pagar jalan. Alangkah berantakannya.

Aku yang tadinya sempat terkagum-kagum dengan makna dan cita-cita tulisan itu tiba-tiba menjadi muak. Banyak yang tak kenal dengan foto-foto itu, apalagi kenal namanya (yang juga terpampang di situ). Kemana saja mereka selama ini? Kenapa baru muncul sekarang dan gembar-gemborkan janji mengatasnamakan rakyat? Kenapa ingin dikenal di putaran lima tahunan? Kenapa merasa dekat (dan ingin terlihat dekat) dengan rakyat di saat-saat seperti ini? Apakah jika terpilih akan  menjamin 'malaikat' itu ingat apa yang pernah dia janjikan untuk rakyat?

Ada ajaran bahwa 'jika tangan kananmu berbuat baik, tangan kiri tak perlu tahu'. Busyettt, ini adalah ajaran kebaikan yang meninggikan nilai-nilai keihklasan, ketulusan dan kejujuran. Tak perlu menyumbang korban bencana alam sambil mengundang puluhan wartawan jika ada ketulusan. Tak perlu --sok akrab-- memeluk rakyat miskin hanya karena ingin mencari massa.

Ketulusan itu tidak pernah berharap pada pamrih. Semua tahu itu! Lebih jauh lagi, tak perlu menjadi orang terkenal (bahkan sampai memasang foto aneka gaya) hanya untuk melakukan kebaikan untuk rakyat. Apakah jika tidak terpilih, malaikat-malaikat itu tidak memperjuangkan sesuatu untuk rakyat seperti spanduk dan balihonya? Alangkah naifnya...

Begitu pentingkah menjadi 'malaikat'? Atau ada sesuatu yang ingin diraih hingga pesta lima tahunan menjadi arena paling bergengsi untuk diperebutkan? Lebah tidak akan terbang jauh jika tak ingin mencari madu...

Sebagai rakyat --sekalipun dengan harapan kecil-- kita hanya bisa berharap kebaikan pada sistem yang sudah ada. Silakan para malaikat itu memasang foto andalan dan tulisan segede gajah tentang janji-janjinya. Rakyat hanya harus/bisa memilih. Apakah tidak memilih itu adalah sebuah pilihan? Semoga spanduk, baliho, bilboard itu menjadi sertifikasi janji tulus untuk membangun negeri ini, terpilih atau tidak terpilih. Karena mengabdi untuk bangsa itu tidak harus menjadi pejabat...

Pemilu ini tak perlu mencoblos!

Cukup contreng saja...

Rencana dan Fokus

Rencana itu tak selalu berjalan mulus. Itu aku akui. Segala sesuatu yang sudah kita 'rencanakan' dengan matang sering tak sampai pada tujuan yang ingin kita raih. Sering berbelok, kadang berputar arah bahkan kadang kembali ke awal rencana. Kalau sudah begini, salah siapa?

Sepertinya tidak ada yang bisa disalahkan, namanya juga rencana. Segala yang ada di sekeliling kita mau tak mau akan menjadi faktor yang mempengaruhi satu rencana. Banyak yang bilang juga karena kita tidak fokus sehingga satu rencana bisa meleset. Benarkah? Jika begitu, apa penyebab 'tidak fokus' itu? Bukankah tidak fokus itu juga disebabkan oleh 'faktor lain'? Jangan-jangan faktor lain itu muncul karena kita tidak piawai untuk konsentrasi menuju fokus? Oalah, mari tundukkan kepala sejenak untuk bingung bersama hehehe...

Barusan kepikiran, apakah rencana itu sebenarnya jalan menuju fokus? apakah rencana itu ada karena seseorang itu butuh fokus? Jadi kira-kira, apakah "kasta" fokus itu lebih tinggi dari kasta rencana?

Semprul, kenapa aku jadi mikirin kayak gini ya...

Friday, April 3, 2009

Bertemu Lentera (Lagi)

Malam ini aku bertemu lagi dengan temanku, Lentera. kata-katanya yang jenaka membuatku tak terkantuk di malam yang melelahkan ini. Cerita-ceritanya membuatku merasa duniaku dipenuhi banyak keindahan, begitu ringan, realistis dan kadang-kadang ngawur. Anehnya, justru di situlah aku rasakan energi positif yang membuatku bisa lepaskan suntuk, hilangkan penat dan uraikan kecamuk.

Seperti pada malam sebelumnya, Lentera mengawali pembicaraan mengenai pekerjaanku, kemudian menyoal anak-anak dan keluarga yang dicintainya. Soal sang kakak muntah usai terbatuk-batuk di tidurnya karena alergi, soal jagoannya yang hampir saja dibawa ke UGD karena tidak bisa pup 2 hari, soal suaminya yang asyik-masyuk membongkar komputer, soal sang bunda yang jagoan naik motor roda dua, dan sebagainya.

Bagi banyak orang, mungkin, cerita itu biasa saja. Tapi buatku cerita itu seperti memberiku  jawaban atas pertanyaan  'bagaimana seharusnya hidup'. Tidak ada sedikitpun terlintas keluhan atas semua kesibukannya mendampingi persoalan-persoalan rumah tangga. Gaya bertuturnya yang enteng dengan pilihan kata yang 'sekenanya' justru membuat orbolan itu menyatu dengan dirinya. Aku hanya menimpali sesekali, karena melihatnya bertutur manyun adalah hal yang indah sekali.

Lentera seperti mewakili mimpi setiap wanita pekerja Jakarta; Tetap bekerja tanpa harus kehilangan waktu mengurus anak-anak dan suaminya. Betapa Indahnya...

Thursday, April 2, 2009

Rindu Ruang-Ruangku (3R)

Akhirnya aku bertemu lagi dengan ruangan tempatku berkata-kata. Ruang-ruang tempat menyumpah dan berbicara dengan otak kiriku. Sepertinya rutinitasku benar-benar mengganggu kedekatanku dengan blog ini. Diujung hari aku hanya sisakan kantuk dan lelah untuk sekadar menuangkan satu atau dua kalimat saja. Sungguh terlalu!

Banyak cerita yang ingin kugelontorkan di blog ini. Tentang sahabat baruku yang anaknya lucu minta ampun dan belakangan tidak membalas telponku karena sakit (Kupikir tadinya dia sengaja tidak mau lagi berteman denganku). Juga tentang seorang teman yang selalu merasa dirinya adalah simbol kebenaran planet ini, Ia selalu merasa bahwa kebenaran tidak pernah berasal dari luar dirinya. Ada lagi tentang seseorang --eh dua orang ding-- yang dengan sukses meninggalkanku dalam kesepian panjang. Dan masih banyak lagi...

Buatku, ruangan ini tak terganti. Tapi selalu ada hal yang menggodaku untuk memikirkan alternatif melepaskan pikiran selain di sini. Salah tiga (bukan salah satu) yang bisa kusaluri perasaan yang tidak menentu itu adalah lagu-lagu di komputerku. Saat melihat Langit berteriak Onadowati ciiiiaaaaaa... juga cukup menghiburku, sekalipun itu adalah upah ketidakbecusanku membendung s(h)i(t)netron dari tv. Ditambah manjanya Lintang yang tak sejengkalpun merelakanku bermanja dengan adiknya....hehehe....

Aku masih ingin tetap menulis di sini.
Semoga sejak ini aku bisa lebih rajin berada di sini...