Sandalku siap melayang bak meteor
Meninggalkan landasan kakiku yang kotor
Ke arah bibirmu yang jontor
Penuh teror
Untuk siapa kau buka mulut penuh tinja itu?
Apakah untuk orang disekelilingmu?
Atau hanya untuk kurcaci macam kami?
Dimana ada nyali?
Derajatmu tak lebih tinggi dari periuk nasi
Sama seperti kami
Coba kau mengerti
Masihkah ada sanubari?
Lidahmu masih saja menjulur
Mencari pantat mengkilat untuk kau luncur
Sampai menunggu waktunya hancur
Dan menyeretmu ke tanah kubur
nice words...
ReplyDeletesegera aja di fax ke sekretariat DPR, moga aja di denger