Thursday, October 30, 2008

Rehabilitasi Pikiran

Seminggu lalu aku tak berdaya. Himpitan pikiran dan keuzuran tubuhku tak kuat lagi bertahan pada kondisi alam yang sedang berubah. Tak pelak lagi, seluruh badanku tak berenergi. Kalaupun ada, adalah energi yang hanya mampu untuk mereguk segelas air dan butiran-butiran pahit obat dari dokter. Kali ini aku kalah (hei, siapa yang bisa melawan alam!). Kupasrahkan keadaanku waktu itu pada kenyataan seadanya.

Pada balutan baju-baju tebal yang menutup seluruh tubuhku aku meringkuk setiap hari, menahan dingin luar biasa yang datang entah darimana. Belum lagi seluruh kamar yang berputar mengelilingiku, seperti tengah menari dan mencibir pada secuil otakku yang mendorongku pada kesakitan ini.

Siapa yang ingin sakit? Apakah benar sakit itu berasal dari pikiran? Apakah sakit itu karena kita masih berpikir tentang bagaimana untuk tidak sakit? Apakah sakit itu efek dari "karena kita punya pikiran?" Apakah sakit itu sebenarnya kita yang membuatnya?

Aku ingat, pernah memperhatikan orang gila di suatu jalan di kota kelahiranku saat aku kecil. Orang itu tanpa baju, kulit hitam kotor, rambut gimbal. Intinya keadaannya benar-benar 'gila'. Tetapi badannya tegap dan terlihat sehat. Tak pernah kulihat dia mengenakan pakaian sekalipun hujan atau panas menyengat. Dan tak pernah kulihat dia tergeletak mengindikasikan bahwa dia sakit atau lelah. Setiap berangkat sekolah aku selalu melewatinya (karena dia sering mengais makanan di bak sampah di jalan menuju sekolahku). Dan itu berjalan setiap hari selama bertahun-tahun...

Apakah harus 'tak berpikir' untuk tidak sakit?

Dulu, seorang artis cantik yang pernah mengidap kanker (sekarang sudah sehat) pernah mengatakan di sebuah infotainment, bahwa kesehatan itu banyak dibantu oleh pikiran. Jika kita sakit parah misalnya, kata dia, tapi pikiran kita yakin bahwa kita dapat sembuh dan sehat, maka akan ada energi positif dari dalam yang mempercepat kesembuhan. Tapi jika kita sakit ringan, demam misalnya, tapi pikiran kita soal kematian dan kesengsaraan, ya sengsara dan matilah kita.

Sementara aku tergolek sakit dengan tidak berpikir apa-apa. Karena memang tidak bisa berpikir apa-apa. Hanya rindu bermain dengan anak-anakku untuk merehabilitasi pikiranku...

----

Notes: Suatu siang ada telpon nyasar ke ponselku. Kupikir maha penting, dengan lemah kuraih ponsel itu. Terdengar suara di seberang sana, "Halo, bisa ke warnet sebentar? Si Anu minta list kebutuhan bla...bla...bla. Ditunggu hari ini, soalnya mau bla...bla...bla...". Sepertinya aku kirim kabar kalau aku sakit sehari sebelumnya...

6 comments:

  1. Hiasilah tidurmu dengan percikan air wudhu,pejamkan matamu dengan lantunan dzikir,selimuti dirimu dengan sahadat dan alasi tidurmu dengan untaian do'a. God blessing to you

    ReplyDelete
  2. #asih
    Thanks banget. Saran yang bagus.

    #Gelandangan
    Thanks. Salam kenal juga. Dimana blog Anda? Saya boleh dong baca..

    ReplyDelete
  3. wuih... penat banget kayaknya idupmu...
    tenang bro.. nikmati semilirnya angin, sejuknya udara pagi hari. mulailah dengan segelas susu hangat atau teh.. nikmati harum baunya.. dan nikmati pula apa yang telah menjadi ciptaanNya.
    lam knal.
    btw, klo mw posting pic d blog detik gmn sech? hehehehehehe.. gaptek..

    ReplyDelete
  4. #cyperus

    Gak penat sih. Biasalah, kalau lagi sakit, mikirnya jadi serba dalem hehehe...

    Kalau mau upload pic untuk artikel, udah ada tuh di panelnya pas lagi kita nulis, di bagian atas.

    Kalau mau upload pic profile kita, bisa masuk ke my profile (di pojok kanan atas). Trus kalau udah masuk di My Profile, di bagian kiri bawah ada tuh tempat upload pic.

    Semoga membantu.

    ReplyDelete