Rinduku pada anak-anakku memuncak.
Sedang apa engkau Nak?
Ceritakan harimu kepadaku malam ini
Lewat mimpi
Sebait itu saja yang muncul di kepalaku. Hujan deras di Jakarta ingatkanku pada sepi yang kudiami. Aku sendiri memungut sunyi pada kumpulan orang-orang yang mengais nasi sendiri-sendiri.
Rinduku pada anak-anakku memuncak.
Sedang apa engkau Nak?
Ceritakan harimu kepadaku malam ini
Lewat mimpi
Suara telpon berdering manja meminta diterima. Berbicara aku pada kebisuan semata. Karena nada sudah sirna. Seperti celurut yang gontai tak temukan rongga menganga. Seperti elang tak temukan ranting tuk sarangnya.
Sendiri ini sudah lewati batas. Membelah kepala yang telah meretas. Terlipat seperti kertas. Tak menetas
No comments:
Post a Comment